Timses Jokowi-JK Dituding Halalkan Segala Cara
Selasa, 17 Juni 2014, 13:53 WIB
dok Suryo Prabowo
Spanduk Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dirusak orang tidak dikenal di sejumlah tempat di Jawa Tengah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim
sukses Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dituding menghalalkan segala
cara untuk menang di Jawa Tengah. Antara lain, karena banyaknya spanduk
Prabowo-Hatta yang dirusak.
Penasehat tim pemenangan Prabowo-Hatta Jawa Tengah, Suryo Prabowo
menganggap, tim kompetitor menghalalkan segala cara untuk meraih
kekuasaan. Misalnya di Semarang yang terlihat indikasi pengerahan PNS
dalam kampanye yang dibungkus dengan acara deklarasi.
Bahkan, katanya, di toko buku ternama di Semarang penjualan buku
tentang Prabowo seolah dicekal. "Ketika saya tanya, pramuniaga malah
merayu saya membeli buku capres lain. Jika hal ini dibiarkan bisa jadi,
metode menghalalkan segala cara yang merupakan cara favorit PKI pada
1960-an terulang kembali," katanya ketika menghadiri deklarasi keluarga
besar TNI-Polri se-Karesidenan Surakarta di Wonogiri, Selasa (17/06).
Dalam keterangan resminya, Suryo mengaku telah berkeliling Jawa
Tengah selama sepekan terakhir. Dari pantauannya, terlihat banyak
spanduk Prabowo-Hatta yang dirusak.
"Mereka seperti kesurupan, panik. Karena Jawa Tengah dikenal basis
merah ternyata banyak yang Merah Putih. Segelintir orang yang melakukan
tindakan brutal secara masif di Semarang, Jepara dan Solo berupa
pengrusakan baliho dan spanduk pasangan capres nomor urut 1," tambah
dia.
Suryo menjelaskan, isu SARA juga kembali dihembuskan. Tujuannya,
untuk memberi stigma kalau koalisi Merah Putih merupakan kumpulan Islam
garis keras yang tidak beri kesempatan pada kelompok nonmuslim.
"Sementara mereka adalah kumpulan nonmuslim dan etnis Tionghoa yang
tertindas. Ini jelas ngawur. Buktinya banyak sekali sahabat Prabowo yang
berasal dari etnis Tionghoa dan Batak. Saya sendiri nonmuslim dan istri
saya orang Batak dari marga Sembiring," tegasnya.
Karenanya, Suryo mengimbau kader koalisi Merah Putih untuk tidak
tidak terpancing. Jangan malah kemudian menyikapi tindakan itu dengan
cara brutal. Karena, cara seperti itu tak akan mampu memenangkan hati
rakyat.
Ia pun meminta relawan untuk dapat melakukan kampanye damai dan
sejuk. Caranya, dengan memberikan pencerahan kepada masyarakat dari
rumah ke rumah untuk merebut hati rakyat.
"Bersama aparat TNI/Polri membangun penciptaan rasa aman, utamanya
dalam membasmi aksi premanisme. Kita bebaskan rakyat dari berbagai rasa
takut dan intimidasi", ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar