Sabtu, 05 Juli 2014 , 16:48:00 WIB
Laporan: Elitha Tarigan
![]()
JENDERAL (PURN) WIRANTO/NET
| |
Justru, Panglima ABRI saat itu, Jenderal Wiranto yang kini menjabat Ketua Umum Partai Hanura pendukung Jokowi-JK, adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam peristiwa berdarah tersebut.
"Tidak ada keterlibatan Prabowo di kerusuhan Mei. Kerusuhan itu terjadi tanggal 12 Mei mahasiswa ditembak. Pak Prabowo berusaha memenangkan tapi kemudian dijadikan sebagai kambing hitam," ujar Sekretaris Tim Kampanye Nasional Prabowo-Hatta, Fadli Zon, dalam acara "Kenapa Prabowo" di FX Plaza, Jakarta, Sabtu (5/7).
Menurut Fadli, Wiranto saat itu seolah membiarkan kerusuhan terjadi hingga menimbulkan korban. Fadli yang mengaku sebagai saksi hidup kejadian Mei 98, mengatakan, Wiranto yang memerintahkan para jenderal berkumpul di Malang. Padahal, kondisi Jakarta saat itu benar-benar amburadul dan mencekam.
"Pak Wiranto sebagai Panglima ABRI waktu itu membawa jenderal-jenderal ini untuk rapat yang tidak penting di Malang. Semua jenderal dan marinir ikut rapat di malang. Panglima TNI membiarkan kerusuhan Mei merajalela. Dan siapa memetik keuntungan? Prabowo hanya menjadi korban fitnah," katanya.
Tak hanya itu, Wiranto juga memfitnah Prabowo saat berada di rumah mantan Presiden RI Habibie. Saat itu, Habibie yang terpilih sebagai presiden usai Soeharto mengundurkan diri setelah 32 tahun memimpin Indonesia langsung mendapat pengamanan dari tentara. Prabowo selaku pimpinan Kopassus saat itu memindahkan seluruh pasukannya dari kediaman Soeharto ke kediaman Habibie. Hal tersebut adalah standar pengamanan terhadap kepala negara. Sayangnya, Wiranto justru memutarbalikkan fakta.
"Saya saksi hidup, Prabowo berangkat dari rumahnya mengucapkan selamat kepada Pak Habibie. Dan 20 menit kemudian Wiranto datang dan bilang ada pasukan yang mengepung rumah Habibie. Padahal itu pasukan Kopassus yang dipindahkan dari rumah Soeharto ke rumah Habibie. Standar operasional," jelas Fadli. [ald]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar