Elite Politik Galang Dukungan Tuntut Jakarta Post

Politisi Partai Demokrat Marzuki Alie - (Foto: inilahcom)
Oleh: Agus Rahmat
nasional - Selasa, 8 Juli 2014 | 16:15 WIB
INILAHCOM, Jakarta - Tidak hanya ormas atau kelompok
Islam yang mengecam karikatur The Jakarta Post. Bahkan, elite politik
siap menggalang dukungan melaporkan koran pendukung Jokowi-JK tersebut.
Ketua DPR yang juga politikus Partai Demokrat Marzuki Alie, termasuk yang kecewa dengan karikatur itu. Dia siap menggalang dukungan menuntut koran nasional berbahasa Inggris ini.
"Saya ajak semua yang peduli dengan keberagaman agar melaporkan kepada Dewan Pers. Saya siap secara pribadi ikut tanda tangan," tegas Marzuki, di Jakarta, Selasa (8/7/2014).
Hal senada diungkapkan Wakil Ketum PAN Drajad H Wibowo. Dia mengatakan, tindakan Jakarta Post sudah tidak bisa ditoleransi. Bahkan, sudah di luar batas kewajaran.
"Tuntut Jakarta Post minta maaf. Ormas-ormas Islam harus melaporkan Jakarta Post ke Dewan Pers dan Polri sekaligus. Karena hal ini sudah crossing the line," kata Drajad.
Sementara itu, ekonom yang juga aktivis Muslim Ihsanudin Noorsy mengaku heran dengan sikap Jakarta Post yang menerbitkan karikatur itu. Bagi dia, Indonesia tidak seperti yang digambarkan Jakarta Post.
"Kita kehilangan sikap saling hormat dan menghargai. Maka saya pernah bertanya, ini Indonesia ya? Betapa ibanya the founding fathers melihat ini semua," tandasnya.[bay]
Ketua DPR yang juga politikus Partai Demokrat Marzuki Alie, termasuk yang kecewa dengan karikatur itu. Dia siap menggalang dukungan menuntut koran nasional berbahasa Inggris ini.
"Saya ajak semua yang peduli dengan keberagaman agar melaporkan kepada Dewan Pers. Saya siap secara pribadi ikut tanda tangan," tegas Marzuki, di Jakarta, Selasa (8/7/2014).
Hal senada diungkapkan Wakil Ketum PAN Drajad H Wibowo. Dia mengatakan, tindakan Jakarta Post sudah tidak bisa ditoleransi. Bahkan, sudah di luar batas kewajaran.
"Tuntut Jakarta Post minta maaf. Ormas-ormas Islam harus melaporkan Jakarta Post ke Dewan Pers dan Polri sekaligus. Karena hal ini sudah crossing the line," kata Drajad.
Sementara itu, ekonom yang juga aktivis Muslim Ihsanudin Noorsy mengaku heran dengan sikap Jakarta Post yang menerbitkan karikatur itu. Bagi dia, Indonesia tidak seperti yang digambarkan Jakarta Post.
"Kita kehilangan sikap saling hormat dan menghargai. Maka saya pernah bertanya, ini Indonesia ya? Betapa ibanya the founding fathers melihat ini semua," tandasnya.[bay]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar