SALAM GARUDA MERAH

Selasa, 08 Juli 2014

MHJ: Rakyat Sudah Dewasa, Obor Rakyat Tidak Ada Apa-apanya

MHJ: Rakyat Sudah Dewasa, Obor Rakyat Tidak Ada Apa-apanya
Senin, 07 Juli 2014 , 00:26:00 WIB

Laporan: Ade Mulyana

MUCHLIS HASYIM JAHJA/RMOL
  


RMOL. Isi tabloid Obor Rakyat dinilai biasa-biasa saja untuk konteks saat ini, dimana kebebasan menyampaikan pendapat sudah menjadi kenyataan di tengah kehidupan masyarakat.

Dibandingkan dengan pembicaraan dalam talkshow Indonesia Lawyer Club (ILC) yang ditayangkan TVOne sejak beberapa tahun terakhir ini, misalnya, isi Obor Rakyat dapat dikatakan tidak ada apa-apanya.

“Apalagi bila dibandingkan dengan informasi yang berkembang di dunia maya, di jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, yang banyak di antara pemainnya adalah jurnalis profesional juga,” demikian disampaikan pendiri Inilah.Com Muchlis Hasyim Jahja ketika memberi sambutan dalam buka puasa bersama jurnalis Indonesia di gedung serbaguna Masjid Albina, Senayan, Jakarta (Minggu, 6/7).

Sekitar 200 jurnalis dari berbagai media hadir dalam buka puasa itu. Pendiri Obor Rakyat, Setiyardi Budiono dan Darmawan Sepriyossa, juga terlihat di antara yang hadir. Keduanya juga diberi kesempatan berbicara.

MHJ, begitu Muchlis biasa disapa, merasa perlu menyampaikan hal ini karena merasa dirinya terpanggil untuk membela dan melindungi kebebasan berpendapat. Di sisi lain, “alumni” Tempo dan Media Indonesia ini juga tidak ingin ada tirani informasi yang dikuasai oleh media-media mainstream.

“Apa yang salah dari berita Obor Rakyat? Bukankah semua berita itu sudah menjadi informasi yang berkembang luas di tengah masyarakat? Justru tabloid ini berniat mencari perimbangan informasi,” kata MHJ.

Misalnya, sambung dia, penggunaan istilah “partai salib” untuk PDI Perjuangan pun tidak keliru. Penggunaan istilah itu didukung oleh fakta historis dan fakta politis hari ini dimana banyak pengurus dan anggota parlemen dari PDIP berasal dari kalangan Nasrani. Dan itu bukan hal yang salah.

“Seperti PPP disebut sebagai partai kabah. Tidak ada pemeluk agama Islam yang tersinggung,” kata dia lagi.

Informasi seperti yang disampaikan Obor Rakyat pun dinilai tidak berbahaya bagi keharmonisan bangsa Indonesia. Rakyat, MHJ yakin, sudah cukup dewasa dan mampu menyaring informasi-informasi yang beredar.

MHJ juga bersyukur karena polisi mau menggunakan UU 40/1999 tentang Pers untuk menyidik kasus ini. Setiyardi dan Darmawan telah ditetapkan sebagai tersangka dan dinilai bersalah karena Obor Rakyat masih belum punya badan hukum.

“Buat saya karya jurnalistik itu bila dibuat oleh jurnalis yang punya latar belakang pendidikan atau pengalaman jurnalistik profesional seperti kedua kawan kita ini,” masih kata MHJ.

Terakhir ia mengatakan bersedia membantu Setiyardi dan Darmawan.

“Saya selalu berusaha membantu jurnalis yang berada di tengah masalah. Apalagi Setiyardi dan Darmawan sudah lama saya kenal,” kata MHJ lagi.

MHJ belakangan juga dikait-kaitkan dengan Obor Rakyat karena tabloid itu dicetak di percetakan milik Inilah Koran.

Dia membandingkan hal ini dengan kasus tabloid Monitor sekitar dua dekade lalu yang dibredel karena membuat hasil poling yang dianggap merendahkan Nabi Muhammad SAW.

“Hanya tabloid Monitor yang ditutup. Percetakan milik Kompas yang mencetak tabloid itu tidak disentuh kan?” demikian MHJ. [dem]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar