Sabtu, 05 Juli 2014 , 23:01:00 WIB
Laporan: Aldi Gultom
![]()
NET
| |
Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman, mengatakan, berita tersebut adalah bentuk langkah darurat yang dilakukan Timses Jokowi-JK.
"Saya kira ini adalah nafas terakhir Timses Jokowi-JK untuk menjemput kekalahan. Yang benar saja exit poll dimanipulasi dan langsung ditanggapi oleh capresnya? Kita semua tahu bahwa pemilu di luar negeri masih berlangsung, tiba-tiba sudah ada quick count-nya, tidak logis," tegas Jajat dalam surat elektroniknya, Sabtu (5/7).
Jajat mengacu kepada pernyataan anggota pemenangan Jokowi-JK, Yuddy Chrisnandi, yang mengatakan pasangan Jokowi-JK menang di Arab Saudi dan meraih sekitar 75 persen suara. Menurutnya exit poll bukanlah acuan yang akurat, dan lagi penghitungan suara baru akan dilakukan 9 Juli mendatang, secara serentak.
"Penghitungan suara baru akan dilakukan tanggal 9 Juli mendatang, tidak logis dan tidak etis jika sekarang sudah gembar-gembor tentang kemenangan, kecuali memang ada agenda lain, misalnya tim Jokowi-JK ingin memberi kesan bahwa mereka tidak bisa kalah. Ini adalah agenda yang merugikan demokrasi Indonesia," terang Jajat. [ald]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar