Prabowo – Jokowi: Kematangan Pemimpin #CerdasMemilih
“Berfikir Terbuka. Informasi baik atau buruk, benar atau salah, suka atau tidak; dengar, lihat dan analisa. Penyesalan selalu terlambat”. (budhany.wordpress.com)
TVOne melansir potongan berita yang diunggah dalam situs Youtube
dengan judul ‘TVOne Sindir PDIP Sama Dengan Partai Komunis (PKI)’. Namun
tidak ada wawancara dan konfirmasi dalam berita itu. Berikut narasi
berita yang disiarkan, Rabu malam, 2 Juli 2014.[1]
Terkait laten komunis, ternyata Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan membina hubungan erat dengan partai komunis Tiongkok atau CPC. Selain menerima kunjungan perwakilan dari partai komunis Tiongkok, PDIP juga mengirimkan sejumlah kadernya untuk mengenyam ilmu di partai komunis itu. Kunjungan partai komunis Tiongkok ke Indonesia dilakukan akhir 2012 lalu.
Pertemuan dihadiri oleh delegasi partai komunis dan petinggi PDIP, di antaranya Wasekjen Hasto Kristiyanto dan Rokhmin Dahuri. Kunjungan ini disebut-sebut sebagai kunjungan penting untuk pembelajaran pembangunan kader akar rumput bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Tak hanya itu, PDIP juga mengirim 15 kadernya ke Tiongkok untuk memenuhi undangan partai komunis Tiongkok. Pengiriman kader ini dilakukan untuk studi banding berbagai masalah pembangunan. Sejumlah nama petinggi PDIP seperti Eva Sundari, Vanda Sarundajang, serta kepala daerah asal PDIP juga mengenyam ilmu politik dari partai komunis tersebut.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)
Tjahjo Kumolo segera menyerukan seluruh kader partai berada dalam posisi
siaga satu. Pesan singkat Tjahjo kepada seluruh kader PDIP:
“Fitnah sdh pada situasi krItis seolah PDI PERJUANGAN mengusung kader PKI. PDIP kawan PKI maka PDIP musuh AD di dmk “berita TVone”: -sikap saya sbg sekjen Partai-anggota kader PDI PERJUANGAN segera kami ‘SIAGA SATU’ disiapkan segera mengepung studio TVone- surat Ijin ke Polda Metro km siapkan. Partai minta pertanggung jawaban Bukti siapa nama anggota PKI yg diberitakan TvOne tsb–ini menyangkut Harga diri Kehormatan Partai dan Ibu Megawati Soekarnoputri yg dilecehkan oleh beritaTvONE– (TjahjoKumolo-sekjen PDIPERJ)—disiagakan/dikonsolidasikan seluruh kader–sambil menunggu perintah Lanjut !.”[2]
Puluhan orang yang mengatasnamakan Relawan Perjuangan Demokrasi
(Repdem), relawan pasangan capres-cawapres Jokowi-JK mendatangi Kantor
TV One Jakarta, Kamis (3/7) dini hari, untuk melakukan protes atas
pemberitaan yang menyebut PDIP merupakan sarang komunis. Selain stasiun
TV One Jakarta, massa PDIP juga telah menduduki dan menyegel stasiun TV
One Yogyakarta. Sementara itu, DPP PDI Perjuangan (PDIP) dikabarkan
menyiapkan kadernya untuk mengepung stasiun televisi TvOne.
“Disiapkan segera mengepung studio TVone- surat Ijin ke Polda Metro kami siapkan,” Tjahjo.
PDIP sudah jengah dengan pemberitaan media nasional TV One yang
selalu menyudutkan capres Jokowi. Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo
mengatakan fitnah terakhir TV One yang menyatakan partai banteng
merupakan kawan Partai Komunis Indonesia karena mengusung kadernya,
Jokowi, sebagai calon presiden sudah pada situasi kritis. Menurut
Tjahjo, berita TV One yang menyebutkan “PDI Perjuangan adalah kawan PKI
maka PDIP musuh AD” memberikan stigma buruk terhadap partai banteng itu.
Dia menilai pemberitaan itu sudah melecehkan Megawati Soekarnoputri
selaku ketua umum dan kehormatan partai itu sendiri.[3]
Sebenarnya masyarakat umum tidak hanya jengah dengan pemberitaan sepihak TVOne, masyarakat juga sangat jengah dengan pemberitaan-pemberitaan Metro TV yang mendiskreditkan lawan politik pemiliknya.
Tanggapan terhadap sikap PDIP
Aksi massa PDI Perjuangan dan pendukung pasangan nomor urut satu
Jokowi-Jusuf Kalla yang menduduki kantor stasiun TV One di Jakarta dan
Yogyakarta, menuai kritikan.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Diponegoro Semarang
Muhammad Yulianto mengatakan Media telah dimanfaatkan secara berlebihan
oleh pemiliknya untuk kepentingan politik pribadi.
Ketidakseimbangan pemberitaan TV One memicu kemarahan dari simpatisan
dan pendukung salah satu kandidat calon presiden dan wakil presiden
yang ‘diserang’. Aksi penyegelan kantor TV One yang terjadi di
Yogyakarta oleh sekelompok massa merupakan akibat dari media yang tidak
netral.
Menurut Yulianto, aksi protes yang dilakukan kader dan simpatisan
PDIP di Yogyakarta dan studio TV One di Jakarta merupakan sesuatu hal
yang wajar. Sebab, PDIP seolah dipojokkan dengan pemberitaan TV One yang
mengangkat isu sensitif yakni adanya komunis tanpa ada konfirmasi dari
pihak PDIP. Sebagai pilar demokrasi, ruh media dinilai telah runtuh dan
kehilangan wibawa. Pelanggaran etika jurnalistiknya sudah parah,”[4]
Sementara itu, Revolusi mental yang kerap digembar-gemborkan oleh
Jokowi dan PDIP pun dipertanyakan. Pengamat Politik dari UIN Syarif
Hidayatullah Pangi Syarwi Chaniago menyatakan:[5]
“Seorang petinggi partai mestinya punya mental dan sikap dewasa dalam menyikapi informasi termasuk tahu hak dan kewajiban sebagai warga Negara. Tjahyo Kumolo memerintahkan mengepung, bertolak belakang dari komentar Jokowi selama ini yang menjunjung kebebasan pers. Pemikiran revolusi mental Jokowi kehilangan roh. Ternyata revolusi mental ala Jokowi tersebut tidak memberikan contoh keteladanan yang baik. Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan sikap para pendukung Jokowi,”
Aksi tersebut juga menunjukkan bentuk kepanikan tim Jokowi. Situasi
kritis, Jokowi mulai diprediksi jeblok, elektibilitas Jokowi diyakini
sudah terlampaui oleh Prabowo-Hatta. Ini membuat timsesnya kehilangan
akal sehatnya sehingga lebih mengedepankan emosi. Perbuatan Tjahjo
kumolo dan tim sukses sendiri bisa sebabkan elektabilitas Jokowi
menurun.
Perbedaan Jokowi, Prabowo, dan SBY dalam Menyikapi Kritik Media[6]
Pendudukan dan penyegelan kantor TV One oleh massa PDIP dan pendukung
Jokowi-JK menunjukkan bagaimana sikap Jokowi dan pendukungnya terhadap
kritikan. Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah membandingkan
perbedaan menyikapi kritikan antara Jokowi, Susilo Bambang Yudhoyono,
dan Prabowo Subianto.
-
Jokowi
Cara pihak Jokowi menduduki dan menyegel stasiun TV One bertolak
belakang dari komentar Jokowi selama ini yang menjunjung kebebasan pers.
Kubu Jokowi telah gagal membentuk opini publik.
“Kalau caranya seperti ini apakah nanti ketika Jokowi berkuasa berita-berita kritis disensor semua atau media tersebut dicabut izinnya oleh Jokowi. Sekarang belum jadi presiden saja sudah main kepung,” kata Pangi.
Terkait tindakan pengepungan TVOne Jakarta dan Yogyakarta oleh
simpatisan PDIP, Jokowi, capres yang diusung PDIP, meminta media massa
tidak ikut memanas-manasi suasana kampanye pemilihan presiden (pilpres).
Jokowi mengatakan tidak memiliki kontrol penuh atas tindakan para
relawan ataupun simpatisan meski dalam setiap kesempatan kampanye, dia
mengaku selalu mengingatkan relawan agar selalu sabar.[7]
“Tapi kan medianya ikut bantu manas-manasin. Salah sendiri manas-manasin. Makanya jangan ikut manas-manasin. Jangan sekali-kali salahkan relawan. Meski sudah saya sampaikan di mana-mana bahwa kejelekan harus dibalas kebaikan, tapi kan tidak mungkin semuanya bisa kita handle. Mungkin kali ini memang sudah keterlaluan sampai mereka bereaksi,” kata Jokowi.
“Sebenarnya kita kurang sabar apa? Sejak awal kita diamkan, tapi yang terakhir ini penghinaan besar karena bukan hanya ditujukan pada saya, tapi pada keluarga saya juga. Jumlah relawan itu ribuan tidak mungkin kita suruh sabar semua,” lanjut Jokowi.
-
Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat ini berkuasa dan
Partai Demokrat, partai penguasa, kerap menjadi sasaran kritik dari
berbagai media mulai dari masalah korupsi hingga masalah Cikeas. “Namun
SBY tak membredel atau mencabut izin media yang mengkritiknya. Jokowi
dan PDIP belum teruji. SBY lebih demokratis,” kata Pangi.
-
Prabowo Subianto
Sikap Jokowi dan pendukungnya juga berbeda dengan Prabowo Subianto.
Selaku calon presiden, Prabowo juga banyak dituding berbagai kritikan.
Mulai dari dituduh penculik, pembunuh, hingga psikopat, namun Prabowo
tetap diam dan tak ada reaksi marah di depan publik. Sehingga anggota
partai dan simpatisan tidak anarkhis. Jika ditinjau dari sudut ini
prabowo mampu mengendalikan konstituen dg baik.
Anggota partai Gerindra dan simpatisan capres Prabowo juga jengah
dengan Metro TVyang banyak memberitakan hal negative dan menyudutkan
prabowo itu. Namun sedemikian jauh tidak terdengar anggota Gerindra atau
simpatisan yang berjumlah jutaan menyegel MetroTV.
Prabowo Subianto dalam orasi politiknya selalu meminta para kader dan
simpatisan serta pendukung tidak saling bermusuhan dengan siapa pun.
Prabowo mengatakan, para kandidat merupakan putra-putra terbaik bangsa.
Prabowo bahkan menganggap Jokowi juga patriot bangsa yang tidak patut
dimusuhi. Mantan Danjen Kopassus itu menegaskan, dia dengan Jokowi-JK
hanya berbeda program dan visi misi, pendekatan gaya. Tapi, pada
dasarnya mereka juga saudara satu nusa dan bangsa.
Prabowo di Lapangan Made Gondol, Sukoharjo, Jawa Tengah: “Saya harap pendukung saya jangan semangatnya berlebihan, jangan bermusuhan. Kita adalah sama-sama anak bangsa. Jangan terpancing kita akan diadu. Tidak boleh menganggap mereka lawan. Mereka adalah saudara kita. Semangatnya baik, kita malah bertabrakan, bermusuhan, bertubrukan di jalan. Kadang mengalah itu baik, tapi pada prinsip mengabdi untuk kepentingan rakyat.”[8]
Prabowo dalam acara ‘Deklarasi Presiden 2014 Pemilu Berintegritas dan Damai’, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan: “Kita minta pendukung untuk patuh. Saudara Jokowi adalah saudara kita juga dan saudara Jusuf Kalla adalah saudara kita juga dan mereka bagian dari putra terbaik bangsa Indonesia. Kami bersama Koalisi Merah Putih berjanji akan menerima apapun keputusan rakyat Indonesia.”[9]
“Keaslian tidak bisa ditutupi oleh fitnah, seperti halnya Kepalsuan juga tidak bisa ditutupi oleh kemunafikan.” (budhany.wordpress.com)
Remark
Guruh: Kalau Jokowi Kalah, ORDE BARU Bangkit Lagi
Hanya beberapa jam dari kejadian TVOne Guruh Soekarnoputra berorasi
dalam kampanye terbuka Jokowi di lapangan Tegalega, Bandung. Kampanye
terbuka dihadiri seribuan massa dari HKTI binaan Osman Sapta dan
sejumlah anggota tim sukses serta pengurus DPP PDIP seperti Teten
Masduki dan Maruarar Sirait. Dalam orasinya Guruh mewanti-wanti massa
untuk waspada terhadap bahaya Orde Baru. Jokowi harus menang sebab jika
kalah, bukan tak mungkin Orde Baru akan kembali bangkit.
“Saya melihat indikasi Orde Baru akan bangkit lagi. Kalau Jokowi tidak menang ORDE BARU bangkit lagi. Tidak ada kata lain kita harus menang,”[10]
Setali tiga uang, orasi Guruh Soekarnoputra bermakna sama dengan
pemberitaan TVOne. Menyudutkan. PDIP menyanjung ajaran Bung Karno.
Jokowi dalam revolusi mentalnya menyatakan Orde Baru layaknya zaman
kekerasan dan kedzaliman. Orde Baru digambarkan sebagai masa kegelapan
yang merusak mental bangsa.[11] Pernyataan Guruh – kalau Jokowi kalah ORDE BARU bangkit lagi, dapat berimplikasi kalau Jokowi menang maka ORDE LAMA bangkit lagi.
Jika bicara PDIP maka akan bicara MEGAWATI. Bicara MEGAWATI akan bicara SOEKARNO. Bicara SOEKARNO maka akan bicara ORDE LAMA, lalu bicara NASAKOM Bung Karno – Nasional, Agama dan KOMUNIS bersatu.
Itu fakta politik dan sejarah. Orde Baru merubah stigma, dan stigma
negatif melekat pada PKI. Rakyat “menerima” stigma negatif PKI melalui
tragedi pembunuhan 6 Jenderal (yang belum jelas sejarahnya).
Mohammad Natsir (PM RI dan ketua Marsyumi): NASAKOM – Nasionalis, Agama dan KOMUNIS- satu adalah tidak mungkin seperti tidak mungkinnya minyak dicampur dengan air.
“Janganlah cintamu menjadikan keterlenaan bagimu, dan jangan pula kebencianmu menjadikan kehancuran bagimu.” Umar bin Khaththab radhiallahu anhu
So, pilih mana?
[3] http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/07/03/269589941/Dituding-Komunis-PDIP-Protes-Keras-TV-One?utm_source=twitterfeed&utm
[4] http://www.republika.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/07/03/n84iw3-tv-one-dan-metro-tv-motor-munculnya-diktator-media
[5] http://www.republika.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/07/03/n84bg9-massa-pdip-segel-kantor-tv-one-Jokowi-dinilai-tak-berikan-teladan-revolusi-mental
[6] http://www.republika.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/07/03/n84ci1-perbedaan-Jokowi-prabowo-dan-sby-dalam-menyikapi-kritik-media
[7] http://www.republika.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/07/03/n84diw-Jokowi-jangan-salahkan-simpatisan-kepung-kantor-tv-one
[8] http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2069115/prabowo-jangan-terpancing-bentrokan-mereka-juga-saudara-kita
[9] http://www.beritasatu.com/pemilu-2014/187889-prabowo-jokowijusuf-kalla-adalah-saudara-kita-juga.html
[10] http://www.republika.co.id/berita/pemilu/menuju-ri-1/14/07/03/n84gtj-guruh-kalau-Jokowi-kalah-orde-baru-bangkit-lagi











SUBHANALLOH........
TANDA2 KEMENANGAN SUDAH TERLIHAT
ADA GAMBAR GARUDA DILANGIT INDONESIA
BAGIKAN !!!!













Ini
adalah suara perempuan Indonesia untuk Prabowo-Hatta. Karena suara
perempuan Indonesia turut menentukan arah perjuangan bangsa, mari
suarakan alasanmu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar