Pengamat: SBY Serahkan Tongkat Estafet Ke Prabowo
Calon Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono - (Foto: inilahcom)
Oleh:
nasional - Sabtu, 5 Juli 2014 | 22:03 WIB
INILAHCOM, Jakarta – Kunjungan Prabowo Subianto-Hatta
Rajasa ke kediaman Susilo Bambang Yudhoyono, Puri Cikeas, Bogor, Jawa
Barat, pada Jumat malam, diyakini banyak kalangan bukan kunjungan biasa.
Pesan-pesan SBY kepada Prabowo malam itu, menurut pengamat komunikasi politik Universitas Brawijiya Malang Anang Sujoko, adalah pembekalan dari seorang pemimpin kepada penggantinya.
”Meski berlangsung di Cikeas, ini bisa diartikan sebagai wujud nyata dukungan resmi Partai Demokrat ke Prabowo-Hatta,” kata Anang kepada wartawan, Sabtu (5/7).
Pesan-pesan yang disampaikan SBY kepada Prabowo, menurut Anang, bisa diterjemahkan sebagai ‘penyerahan’ estafet kepemimpinan.
“Manusia hidup penuh dengan simbol. Simbol adalah cara halus untuk menyampaikan pesan yang sangat penting, “ kata Anang yang lulusan University of South Australia ini.
Anang menuturkan salah satu pesan SBY adalah pemimpin harus mengutamakan kepentingan rakyat. Dalam budaya Jawa, pesan seorang pemimpin apalagi Presiden yang hendak mengakhiri masa pengabdiannya, pesan ini bisa dikatakan sebagai wasiat.
Pemberi wasiat hanya akan memberi wasiatnya kepada orang yang dianggap mampu dan mumpuni. “Dalam kajian komunikasi politik, Prabowo-Hatta adalah pasangan yang dinilai bisa menjalankan amanah rakyat untuk menjadi Presiden Indonesia pasca SBY,” kata Anang. [rok]
Pesan-pesan SBY kepada Prabowo malam itu, menurut pengamat komunikasi politik Universitas Brawijiya Malang Anang Sujoko, adalah pembekalan dari seorang pemimpin kepada penggantinya.
”Meski berlangsung di Cikeas, ini bisa diartikan sebagai wujud nyata dukungan resmi Partai Demokrat ke Prabowo-Hatta,” kata Anang kepada wartawan, Sabtu (5/7).
Pesan-pesan yang disampaikan SBY kepada Prabowo, menurut Anang, bisa diterjemahkan sebagai ‘penyerahan’ estafet kepemimpinan.
“Manusia hidup penuh dengan simbol. Simbol adalah cara halus untuk menyampaikan pesan yang sangat penting, “ kata Anang yang lulusan University of South Australia ini.
Anang menuturkan salah satu pesan SBY adalah pemimpin harus mengutamakan kepentingan rakyat. Dalam budaya Jawa, pesan seorang pemimpin apalagi Presiden yang hendak mengakhiri masa pengabdiannya, pesan ini bisa dikatakan sebagai wasiat.
Pemberi wasiat hanya akan memberi wasiatnya kepada orang yang dianggap mampu dan mumpuni. “Dalam kajian komunikasi politik, Prabowo-Hatta adalah pasangan yang dinilai bisa menjalankan amanah rakyat untuk menjadi Presiden Indonesia pasca SBY,” kata Anang. [rok]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar